MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING PADA MATA PELAJARAN TIK
Oleh :
Epita Herbudiati (1102411021)
A. Latar
Belakang
Bagi kita yang aktif dalam pendidikan, khususnya
pembelajaran di kelas, banyak sekali pertanyaan yang hingga saat ini belum
terjawab Trianto (2010:103).Pembelajaran di
Indonesia saat ini masih berfokus pada guru yang menggunakan metode ceramah
yang menjadikan pembelajaran menjadi monoton dan membosankan. Dengan metode
ceramah tersebut siswa menjadi kurang kreatif untuk menyalurkan idenya. Dari
hal tersebut diperlukan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk siswa. Salah
satunya dapat menggunakan pendekatan kontekstual teaching and learning yang
dapat memberdayakan pendidikan siswa.
Dalam
pembelajaran kontekstual baik didalam atau diluar kelas menjadikan pengalaman
yang relevan dan sangat berarti bagi siswa dalam membangung pembelajaran seumur
hidup.
Dalam
hal ini siswa dapat mengetahui makna belajar, manfaat, dan bagaimana cara
mencapainya, sehingga siswa dapat memaknai bahwa pendidikan itu sangat penting
untuk bekal hidupnya dalam menggapai cita-cita kelak. Guru bertugas membantu
siswa dalam mencapai tujuan yang diinginkan siswa dengan mementingkan strategi
belajar daripada informasi.
B. Rumusan
Masalah
Bagaimanakah
pengaruh pembelajaran
kontekstual jika diterapkan pada mata pelajaran TIK?
C. Tujuan
Untuk
mengetahui bagaimana pengaruh
pembelajaran kontekstual diterapakan pada mata pelajaran TIK.
D. Landasan Teori
1. Pengajaran
Kontekstual
Pengajaran kontekstual memungkinkan
siswa-siswa TK sampai SMA untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan
pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan dalam
sekolah dan luar sekolah agar dapat memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau
masalah-masalah yang disimulasikan (University
of Washington, 2001).
Pembelajaran
kontekstual terjadi apabila siswa menerapkan dan mengalami apa yang sedang
diajarkan dengan mengacu pada masalah-masalah dunia nyata yang berhubungan
dengan peran dan tanggung jawab mereka sebagai anggota keluarga, warga negara,
siswa dan tenaga kerja (University of
Washington, 2001). Pembelajar kontekstual pembelajaran yang terjadi dalam
hubungan yang erat dengan pengalaman sesungguhnya.
2. Strategi
Pembelajaran Kontekstual
Trianto
(2010:109) menyatakan bahwa Kurikulum dan instruksi yang berdasarkan strategi
pembelajaran kontekstual haruslah dirancang untuk merangsang 5 (lima) bentuk
dasar dari pembelajaran: Pertama, Menghubungkan
(relating). Relating adalah belajar dalam suatu konteks sebuah pengalaman hidup
yang nyata atau awal sebelum pengetahuan itu diperoleh siswa. Guru menggunakan
relating ketika mereka mencoba menghubungkan konsep baru dengan sesuatu yang
telah diketahui oleh siswa. Kedua, mencoba
(experiencing). Pada experiencing
mungkin saja mereka tidak mempunyai pengalaman langsung berkenaan dengan konsep
tersebut. Akan tetapi, pada bagian ini guru harus dapat memberikan kegiatan
yang hands-on kepada siswa sehingga
dari kegiatan yang dilakukan siswa tersebut siswa dapat membangun
pengetahuannya. Ketiga, mengaplikasi
(applying). Strategi applying sebagai belajar dengan
menerapkan konsep-konsep. Kenyataan siswa mengaplikasikan konsep-konsep ketika
mereka berhubungan dengan aktivitas penyelesaian masalah yang hands-on dan proyek-proyek. Keempat, belajar sama (cooperating).Bekerja sama belajar
konteks saling berbagi, merespons, dan berkomunikasi dengan pengajar lainnya
adalah strategi intruksioanal yang utama dalam pengajaran kontekstual.Kelima, proses transfer ilmu (transferring). Transferring adalah strategi mengajar yang kita
definisikan sebagai menggunakan pengetahuan dalam sebuah konteks baru atau
situasi baru suatu hal yang belum teratasi/diselesaikan dalam kelas.
3.
Penerapan
pendekatan kontekstual di kelas
Trianto (2010:111) menyatakan bahwa pendekatan CTL
memiliki tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme(constructivism), inkuiri (inquiry),
bertanya (questioning), masyarakat
belajar (learning community), pemodelan
(modeling), refleksi (reflection), penilaian sebenarnya (authentic assessment).Sebuah kelas
dikatakan menggunakan pendekatan CTL jika menerapkan ketujuh prinsip tersebut
dalam pembelajarannya. CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang
studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaanya (Depdiknas, 2002).
E.
Pembahasan
Aplikasi strategi pembelajaran menggunakan media LCD proyektor yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar siswa, ternyata menunjukkan hasil yang lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil tersebut dapat dilihat dari meningkatnya hasil belajar siswa dan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar siswa lebih konsentrasi, siswa lebih mudah memahami, siswa lebih berani dalam bertanya atau mengemukakan pendapat, siswa lebih bertanggung jawab, dan hal itu diikuti dengan hasil prestasi mereka lebih meningkat.
Dari hasil temuan diatas, hasil tersebut dapat dikemukakan bahwa media pembelajaran paling besar pengaruhnya bagi indera dan dapat lebih menjamin pemahaman. Orang yang mendengarkan saja tidaklah sama pemahamannya dibandingkan mereka yang melihat, atau melihat dan mendengarnya.
Pembelajaran dengan menggunakan media LCD proyektor merupakan pembelajaran verbal-visual atau multi media. Karena belajar melalui stimulus gambar dan stimulus kata atau visual dan verbal maka stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan fakta dan konsep. Selain itu belajar dengan menggunakan indera ganda pandang dan dengar akan memberikan keuntungan bagi siswa. Siswa akan belajar lebih banyak daripada jika materi pelajaran disajikan hanya dengan stimulus pandang atau hanya dengan stimulus dengar. Para ahli memiliki pandangan yang searah mengenai hal itu. Perbandingan pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengar sangat menonjol perbedaannya.
Berdasarkan pendapat diatas dan hasil belajar yang diperoleh dari penelitian ini, pembelajaran dengan menggunakan media LCD proyektor diatas, selain diharapkan dapat belajar lebih banyak juga bisa diikuti dengan meningkatnya prestasi belajar siswa yang dalam hal ini diwujudkan dalam sebuah nilai. Dalam penelitian tindakan ini, yang dimaksud dengan prestasi belajar ialah hasil belajar dalam bentuk angka atau nilai pada mata pelajaran TIK. Jika nilai yang mereka dapat semakin meningkat, maka hal itu menunjukkan hasil belajar mereka juga semakin meningkat.
Sehubungan dengan apa yang ditemukan diatas, penggunaan media LCD proyektor merupakan strategi yang memungkinkan untuk diimplementasikan sebagai satu cara dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan bertujuan untuk melakukan satu inovasi dalam proses belajar mengajar dan hal itu merupakan syarat mutlak yang harus dilakukan oleh seorang guru. Selain melakukan inovasi, penggunaan strategi ini adalah untuk meningkatkan konsentrasi siswa dalam proses belajar mengajar.
Guru perlu menyediakan kondisi belajar yang memungkinkan terjadinya penambahan aspek keluwesan, keaslian, dan kuantitas dari potensi yang dimiliki siswa. Maka dalam penelitian tindakan ini, strategi pembelajaran menggunakan media LCD proyektor merupakan satu usaha yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
F. Penutup
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pada pembahasan kegiatan penelitian tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti, maka ada beberapa kesimpulan yang ingin peneliti paparkan, antara lain :
1. Strategi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan menggunakan media LCD proyektor pada mata pelajaran biologi TIK diupayakan dapat meningkatkan hasil belajar dan diikuti dengan meningkatnya prestasi hasil belajar, kreativitas, dan siswa dapat lebih banyak memahami materi belajar.
2. Strategi pembelajaran menggunakan media LCD proyektor merupakan salah satu komponen Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode ini dapat diaplikasikan pada semua mata pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Hasnawati. 2006.
Pendekatan Contextual Teaching Learning Hubungannya
Dengan Evaluasi Pembelajaran. (http://journal.uny.ac.id/index.php/jep/article/viewFile/635/498)
Sanjaya,
Wina. 2007. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Trianto.
2010. Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif-Progesif.Jakarta: Kencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar