Senin, 24 Februari 2014

DEFINISI BK

Apa yang dilaksud Pengertian Bimbingan dan Konseling?
Bimbingan & Konseling, Bimbingan ialah suatu Proses memberi bantuan (process of helping) terhadap individu agar bisa menerima  & memahami diri & lingkungan sekitarnya, mengarahkan diri, & menyesuaikan diri secara positif & konstruktif terhadap tuntutan norma-norma kehidupan (budaya & agama) sehingga dapat  mencapai kehidupan yang bermakna (bahagia, baik secara personal maupun sosial).”



HUBUNGAN BK

Istilah bimbingan (guidance) dan konseling (counseling) memiliki hubungan yang sangat erat dan merupakan kegiatan yang integral. Dalam praktik sehari-hari istilah bimbingan selalu digandengkan dengan istilah konseling yakni bimbingan dan konseling (guidance and counseling).

Ada pihak-pihak yang beranggapan bahwa tidak ada perbedaan yang prinsipil antar bimbingan dengan konseling atau keduannya memiliki makna yang identik. Namun sementara pihak ada yang berpendapat bahwa bimbingan dan konseling merupaka dua pengertian yang berbeda, baik dasar maupun cara kerjanya. Konseling atau counseling dianggap identik dengan psychoterapy, yaitu usaha menolong orang-orang yang mengalami gangguan psikis yang serius, sedangkan bimbingan dianggap identik dengan pendidikan.
 
 
 
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM BK

Dalam menguraikan pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam bimbingan dan konseling,Iis Haryati (2009) menyatakan bahwa setiap pendekatan memiliki pandangan yang berbeda tentang sifat manusia, pribadi manusia, kondisi manusia, dll. Pandangan tentang manusia ini akan melahirkan konsep dan landasan filosofis mengenai bimbingan dan koseling.
Oleh karena itu,merujuk pada filosofis in, Iis Haryati, yang mengutif pandangan Gerald Corey (2005), menguraikan berbagai Pendekatan dalam bimbingan dan konseling, yaitu :
Pendekatan Psikoanalitik
Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis dan pengalaman-pengalaman dini. Motif dan Konflik tak sadar adalah sentral dalam tingkah laku sekarang. Adapun perkembangan dini penting karena masalah-masalah kepribadian berakar pada konflik-konflik masa kanak-kanak yang direpresi.
Pendekatan Eksistensial-Humanistik
Berfokus pada sifat dari kondisi manusia yang mencangkup kesanggupan untuk menyadari diri, kebebasan untuk menentukan nasib sendiri, kebebasan dan tanggung jawab, kecemasan sebagai suatu unsur dasar, pencarian makna yang unik di dalam dunia yang tak bermakna, ketika sendirian dan ketika berada dalam hubungan dengan oranglain, keterhinggan dan kematian dan kecendrungan untuk mengaktualkan diri.
Pendekatan Client-Centered
Pendekatan ini memandang manusia secaa positif bahwah manusia memiliki suatu kecendrungan ke arah berfungsi penuh. dalam konyeks hubungan konseling, klien mengalami perasaan-perasaan yang sebelumnya diingkari. Klien mengaktualkan potensi dan bergerak kearah peningkatan kesadaran, spontanitas, kepercayaan kepada diri, dan keterarahan.
Pendekatan Gestalt
Manusia terdorongke arah keseluruhan dan integrasi pemikiran perasaan serta tingkah laku. Pandangannya antideterministik dalam arti individu dipandang memiliki kesanggupan untuk menyadari bagaimana pengaruh masa lampau berkaitan dengan kesulitan-kesulitan sekarang.
Pendekatan Analisis Transaksional
Manusia dipandang memiliki kemampuan memilih. Apa yang sebelumnya ditetapkan, bisa ditetapkan ulang.meskipun manusia dapat menjadi korban dari putusan-putusan dini dan skenario kehidupan, aspek-aspek yang mengalihkan diri bisa diubah dengan kesadaran.
Pendekatan Tingkah Laku
Manusia dibentuk dan dikondisikan oleh pengondisian sosial budaya Pandangan Determistik, dalam arti, tingkah laku dipandang sebagai hasil belajar dan pengondisian.
Pendekatan Rasional Emotif
Manusia dilahirkan dengan potensi untuk berpikir rasional, tetapi juga dengan kecendrungan-kecendrungan kearah berpikir curang. mereka cenderung untuk menjadi korban dari keyakinan-keyakinan yang irasional dan untuk mereindoktrinasi dengan keyakinan-keyakinan yang irasional itu, tetapi berorientasi kognitif tingkahlaku tindakan, dan menekankan berpikir, menilai, menganalisis, melakukan, dan memutuskan ulang. modelnya adalah didaktif direktif, tetapi dilihat sebagai reduksi.
Pendekatan Realitas
Pendekatan realitas berlandaskan motivasi pertumbuhan dan antideterministik. Menurut Prof. Dedi Supriadi (2004:213),berdasarkan agendanya, bimbingan dapat dilakukan secara individual dan kelompok(group). bimbingan dan konselingbyang dilakukan secara individual disebut "bibingan individu", sedangkan bimbingan dan konseling yang dilakukan secara berkelompok disebut "bimbingan kelompok".