Minggu, 25 Mei 2014

PEMBELAJARAN CONTEXTUAL

MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA MATA PELAJARAN TIK

Oleh :
Epita Herbudiati (1102411021)

A.    Latar Belakang
Bagi kita yang aktif dalam pendidikan, khususnya pembelajaran di kelas, banyak sekali pertanyaan yang hingga saat ini belum terjawab Trianto (2010:103).Pembelajaran di Indonesia saat ini masih berfokus pada guru yang menggunakan metode ceramah yang menjadikan pembelajaran menjadi monoton dan membosankan. Dengan metode ceramah tersebut siswa menjadi kurang kreatif untuk menyalurkan idenya. Dari hal tersebut diperlukan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk siswa. Salah satunya dapat menggunakan pendekatan kontekstual teaching and learning yang dapat memberdayakan pendidikan siswa.
Dalam pembelajaran kontekstual baik didalam atau diluar kelas menjadikan pengalaman yang relevan dan sangat berarti bagi siswa dalam membangung pembelajaran seumur hidup.
Dalam hal ini siswa dapat mengetahui makna belajar, manfaat, dan bagaimana cara mencapainya, sehingga siswa dapat memaknai bahwa pendidikan itu sangat penting untuk bekal hidupnya dalam menggapai cita-cita kelak. Guru bertugas membantu siswa dalam mencapai tujuan yang diinginkan siswa dengan mementingkan strategi belajar daripada informasi.

B.     Rumusan Masalah
Bagaimanakah pengaruh pembelajaran kontekstual jika diterapkan pada mata pelajaran TIK?
C.     Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembelajaran kontekstual diterapakan pada mata pelajaran TIK.
D.    Landasan Teori
1.      Pengajaran Kontekstual
Pengajaran kontekstual memungkinkan siswa-siswa TK sampai SMA untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan dalam sekolah dan luar sekolah agar dapat memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau masalah-masalah yang disimulasikan (University of Washington, 2001).
Pembelajaran kontekstual terjadi apabila siswa menerapkan dan mengalami apa yang sedang diajarkan dengan mengacu pada masalah-masalah dunia nyata yang berhubungan dengan peran dan tanggung jawab mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, siswa dan tenaga kerja (University of Washington, 2001). Pembelajar kontekstual pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang erat dengan pengalaman sesungguhnya.
2.      Strategi Pembelajaran Kontekstual
Trianto (2010:109) menyatakan bahwa Kurikulum dan instruksi yang berdasarkan strategi pembelajaran kontekstual haruslah dirancang untuk merangsang 5 (lima) bentuk dasar dari pembelajaran: Pertama, Menghubungkan (relating). Relating adalah belajar dalam suatu konteks sebuah pengalaman hidup yang nyata atau awal sebelum pengetahuan itu diperoleh siswa. Guru menggunakan relating ketika mereka mencoba menghubungkan konsep baru dengan sesuatu yang telah diketahui oleh siswa. Kedua, mencoba (experiencing). Pada experiencing mungkin saja mereka tidak mempunyai pengalaman langsung berkenaan dengan konsep tersebut. Akan tetapi, pada bagian ini guru harus dapat memberikan kegiatan yang hands-on kepada siswa sehingga dari kegiatan yang dilakukan siswa tersebut siswa dapat membangun pengetahuannya. Ketiga, mengaplikasi (applying). Strategi applying sebagai belajar dengan menerapkan konsep-konsep. Kenyataan siswa mengaplikasikan konsep-konsep ketika mereka berhubungan dengan aktivitas penyelesaian  masalah yang hands-on dan proyek-proyek. Keempat, belajar sama (cooperating).Bekerja sama belajar konteks saling berbagi, merespons, dan berkomunikasi dengan pengajar lainnya adalah strategi intruksioanal yang utama dalam pengajaran kontekstual.Kelima, proses transfer ilmu (transferring). Transferring adalah strategi mengajar yang kita definisikan sebagai menggunakan pengetahuan dalam sebuah konteks baru atau situasi baru suatu hal yang belum teratasi/diselesaikan dalam kelas.
3.      Penerapan pendekatan kontekstual di kelas
Trianto (2010:111) menyatakan bahwa pendekatan CTL memiliki tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme(constructivism), inkuiri (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), penilaian sebenarnya (authentic assessment).Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan CTL jika menerapkan ketujuh prinsip tersebut dalam pembelajarannya. CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaanya (Depdiknas, 2002).

E.     Pembahasan

            Aplikasi strategi pembelajaran menggunakan media LCD proyektor yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar siswa, ternyata menunjukkan hasil yang lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil tersebut dapat dilihat dari meningkatnya hasil belajar siswa dan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar siswa lebih konsentrasi, siswa lebih mudah memahami, siswa lebih berani dalam bertanya atau mengemukakan pendapat, siswa lebih bertanggung jawab, dan hal itu diikuti dengan hasil prestasi mereka  lebih meningkat.
Dari hasil temuan diatas, hasil tersebut
dapat dikemukakan bahwa media pembelajaran paling besar pengaruhnya bagi indera dan dapat lebih menjamin pemahaman. Orang yang mendengarkan saja tidaklah sama pemahamannya dibandingkan mereka yang melihat, atau melihat dan mendengarnya.
Pembelajaran dengan menggunakan media LCD proyektor merupakan pembelajaran verbal-visual atau multi media.
 Karena belajar melalui stimulus gambar dan stimulus kata atau visual dan verbal maka stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, menge­nali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan fakta dan konsep. Selain itu belajar dengan menggunakan indera ganda pan­dang dan dengar akan memberikan keuntungan bagi siswa. Siswa akan belajar lebih banyak daripada jika materi pelajaran disajikan hanya dengan stimulus pandang atau hanya dengan sti­mulus dengar. Para ahli memiliki pandangan yang se­arah mengenai hal itu. Perbandingan pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengar sangat menonjol perbedaannya.
Berdasarkan pendapat diatas dan hasil belajar yang diperoleh dari penelitian ini, pembelajaran dengan menggunakan media LCD proyektor diatas, selain diharapkan dapat belajar lebih banyak juga bisa diikuti dengan meningkatnya prestasi belajar siswa yang dalam hal ini diwujudkan dalam sebuah nilai. Dalam penelitian tindakan ini, yang dimaksud dengan prestasi belajar ialah hasil belajar dalam bentuk angka atau nilai pada mata pelajaran
TIK. Jika nilai yang mereka dapat semakin meningkat, maka hal itu menunjukkan hasil belajar mereka juga semakin meningkat.
Sehubungan dengan apa yang ditemukan diatas, penggunaan media LCD proyektor merupakan strategi yang memungkinkan untuk diimplementasikan sebagai satu cara dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan bertujuan untuk melakukan satu inovasi dalam proses belajar mengajar dan hal itu merupakan syarat mutlak yang harus dilakukan oleh seorang guru. Selain melakukan inovasi, penggunaan strategi ini adalah untuk meningkatkan konsentrasi siswa dalam proses belajar mengajar.
Guru perlu menyediakan kondisi belajar yang memungkinkan terjadinya penambahan aspek keluwesan, keaslian, dan kuantitas dari potensi yang dimiliki siswa. Maka dalam penelitian tindakan ini, strategi pembelajaran menggunakan media LCD proyektor merupakan satu usaha yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran.

F.      Penutup

IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pada pembahasan kegiatan penelitian tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti, maka ada beberapa kesimpulan yang ingin peneliti paparkan, antara lain :
1.    Strategi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan menggunakan media LCD proyektor pada mata pelajaran biologi
TIK diupayakan dapat meningkatkan hasil belajar dan diikuti dengan meningkatnya prestasi hasil belajar, kreativitas, dan siswa dapat lebih banyak memahami materi belajar.
2.    Strategi pembelajaran menggunakan media LCD proyektor merupakan salah satu komponen Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode ini dapat diaplikasikan pada semua mata pelajaran.


DAFTAR PUSTAKA

Hasnawati. 2006. Pendekatan Contextual Teaching Learning Hubungannya Dengan Evaluasi Pembelajaran. (http://journal.uny.ac.id/index.php/jep/article/viewFile/635/498)
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif.Jakarta: Kencana.